Kamis, 19 Januari 2017

Reduplikasi




Reduplikasi (Pengulangan)
Menurut (Chaer, 2008 : 178) mengemukakan bahwa “Dalam bahasa Indonesia reduplikasi merupakan mekanisme yang penting dalam pembentukan kata, disamping afiksasi, komposisi dan akronimisasi.” (Kridalaksana, 1983 : 143) menjelaskan bahwa “reduplikasi adalah suatu proses dan hasil pengulangannya satuan bahasa sebagai alat fonologis dan gramatikal”. Repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai (Keraf, 1996 : 127). Reduplikasi adalah pengulangan, repetisi juga pengulangan tetapi keduanya ada perbedaan. Repetisi lebih ditekankan pada gaya bahasa dalam penyampaian makna ulangan, sedangkan reduplikasi adalah proses pengulangan kata atau unsur kata.
Menurut (Chaer, 2008 : 178) membagi atas beberapa macam proses reduplikasi, antara lain:


 



Reduplikasi
Pengantar reduplikasi
Reduplikasi fonologis
Reduplikasi sintaksis
Reduplikasi semantis
Reduplikasi morfologis
Reduplikasi dasar nomina
Reduplikasi dasar verba
Reduplikasi dasar ajektiva
Reduplikasi dasar kelas tertutup
1.      Pengantar Reduplikasi
Reduplikasi atau pengulangan bentuk satuan kebahasaan merupakan gejala yang terdapat dalam banyak bahasa di dunia ini. Misalnya, dalam salah satu bahasa di kepulauan Marshall (daerah Pasifik) ada kata takin ‘kaus kaki’ direduplikasikan menjadi takinkin ‘memakai kaus kaki’. Dalam bahasa Moru (Papua Nugini) ada kata tau ‘orang laki-laki’ direduplikasikan menjadi tatau ‘banyak orang laki-laki’. Dalam bahasa Indonesia reduplikasi merupakan mekanisme yang penting dalam pembentukan kata, disamping afiksasi, komposisi dan akronimisasi.
2.      Reduplikasi Fonologis
Reduplikasi fonologis berlangsung terhadap dasar yang bukan akar atauterhadap bentuk yang statusnya lebih dari akar. Status bentuk yang diulang tidak jelas dan reduplikasi fonogis ini tidak menghasilkan makna gramatikal, melainkan makna leksikal. Yang termasuk reduplikasi fonologis adalah bentuk-bentuk seperti:
1.      Kuku, dada, pipi, cincin, dan sisi. Bentuk-bentuk tersebut bukan berasal dari ku, da, pi, cin dan si. Jadi, bentuk bentuk tersebut adalah sebuah kata yang bunyi kedua suku katanya sama.
2.      Foya-foya, tubi-tubi, sema-sema, anai-anai dan ani-ani. Bentuk-bentuk memang jelas sebagai bentuk ulang, yang diulang secara utuh. Namun, bentuk dasarnya tidak berstatus sebagai akar yang mandiri.
3.      Laba-laba, kupu-kupu, paru-paru, onde-onde dan rama-rama. Bentuk-bentuk ini juga jelas sebagai bentuk ulang dan dasar yang diulang pun jelas ada, tetapi hasil reduplikasinya tidak melahirkan makna gramatikal. Hasil reduplikasinya hanya menghasilkan makna leksikal.
4.      Mondar-mandir, luntang lantung, lunggang-langgang, kocar-kacir dan teka-teki. Bentuk-bentuk ini tidak diketahui mana yang menjadi bentuk dasar pengulangannya. Sedangkan maknanya pun hanyalah makna leksikal, bukan makna gramatikal. Dalam berbagai buku tata bahasa tradisional, bentuk-bentuk ini disebut kata ulang semu.

3.      Reduplikasi Sintaksis
Menurut (Chaer, 2008 : 179) reduplikasi sintaksis adalah proses pengulangan terhadap sebuah dasar yang biasanya berupa akar, tetapi menghasilkan satuan bahasa yang statusnya lebih tinggi daripada sebuah kata. Contoh: suaminya benar benar jantan, jangan jangan kau dekati pemuda itu   
4.      Reduplikasi Semantis
Reduplikasi semantis adalah pengulangan “makna” yang sama dari dua buah kata yang bersinonim. Misalnya ilmu pengetahuan, alim ulama dan cerdik cendakia. Kita lihat kata ilmu dan kata pengetahuan memiliki makna yang sama; kata alim dan ulama juga memiliki makna yang sama. Demikian juga kata cerdik dan juga kata cendekia.
5.      Reduplikasi Morfologis
Reduplikasi morfologis dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, berupa bentuk berafiks dan berupa bentuk komposisi. Prosesnya dapat berupa pengulangan utuh, pengulangan berubah bunyi, dan pengulangan sebagian.
a.       Pengulangan akar
Bentuk dasar yang berupa akar memiliki tiga macam proses pengulangan, yaitu pengulangan utuh, sebagian dan pengulangan dengan perubahan bunyi.
Jenis pengulangan
Penjelasan
Contoh
·         Pengulangan utuh
Bentuk dasar itu diulang tanpa melakukan perubahan bentuk fisik dari akar itu.
-          Meja-meja (bentuk dasar meja)
-          Makan-makan (bentuk dasar makan)
·         Pengulangan sebagian
Kata yang diulang dari bentuk dasar itu hanya salah satu suku katanya saja (dalam hal ini suku awal kata) disertai dengan “pelemahan” bunyi.
-          Lelaki (bentuk dasar laki)
-          Jejari (bentuk dasar jari)
·         Pengulangan dengan perubahan bunyi
Bentuk dasar itu diulang tetapi disertai dengan perubahan bunyi bisa berupa bunyi vokal dan konsonan dan bisa menduduki unsur pertama atau kedua.
-          Bolak-balik
-          Corat-coret
-          Lauk-pauk
-          Tindak-tanduk
·         Pengulangan dengan infiks
Sebuah akar diulang tetapi diberi infiks pada unsur ulangannya.
-          Turun-temurun
-          Tali-temali
b.      Pengulangan dasar berafiks
Menurut (Chaer, 2008 : 182) Ada tiga macam proses afiksasi dan reduplikasi :
ü  Sebuah akar diberi afiks dulu, baru kemudian diulang. Misalnya, pada akar lihat mula-mula diberi prefiks me- menjadi melihat, kemudian baru diulang menjadi melihat-lihat.
ü  Sebuah akar direduplikasi dulu, baru kemudian diberi afiks. Misalnya, akar jalan mula-mula diulang menjadi jalan-jalan, baru kemudian diberi prefiks ber- menjadi berjalan-jalan.
ü  Sebuah akar diberi afiks dan diulang secara bersamaan. Misalnya, pada akar minggu diberi prefiks ber- dan proses pengulangan sekaligus menjadi bentuk berminggu-minggu.
Proses pengulangan dasar berafiks :
Macam afiksasi
Contoh
Akar berprefiks ber-
Berlari-lari (dari ber + lari)
Berhari-hari
Akar berkonfiks ber-an
Berlari-larian (dari berlarian)
Akar berprefiks me-
Menembak-nembak (dasar menembak)
Tembak-menembak (dasar menembak)
Akar berklofiks me-kan
Membeda-bedakan (dari membedakan)
Akar berklofiks me-i
Menulis-nulisi (dari menulisi)
Akar berprefiks pe-
Pemuda-pemuda
Akar berkonfiks pe-an
Pelatihan-pelatihan
Akar berkonfiks per-an
Peraturan-peraturan
Akar bersufiks -an
Aturan-aturan, Obat-obatan, pepohonan
Akar berprefiks se-
Sekali-sekali, sekali-kali
Akar berprefiks ter-
Tersenyum-senyum
Akar berkonfiks se-nya
Secepat-cepatnya
Akar berkonfiks ke-an
Kebiru-biruan
Akar berinfiks -em-, el-, -er-, -m-
Tali-temali, sinar-seminar, patuk pelatuk

c.       Reduplikasi kompositum
Menurut (Chaer, 2008 : 189) Reduplikasi terhadap dasar kompositum dilakukan dalam dua cara, dilakukan secara utuh dan sebagian. Reduplikasi secara utuh dilakukan terhadap kompositum yang kedua unsurnya sederajat dan kompositum yang kedua unsurnya tidak sederajat tetapi memiliki makna idiomatikal.
Contoh yang direduplikasi secara utuh : ayam itik-ayam itik
Contoh yang direduplikasi secara sebagian : buku-buku agama
6.      Reduplikasi Dasar Nomina
Menurut (Chaer, 2008 : 191) Secara morfologis nomina dapat berbentuk akar, bentuk berprefiks pe-, berprefiks ke-, berkonfiks pe-an, berkonfiks per-an, berkonfiks ke-an, bersufiks –an dan berupa gabungan kata. Dasar nomina bila direduplikasikan akan melahirkan makna gramatikal yang menyatakan banyak, banyak dan bermacam-macam, banyak dengan ukuran tertentu, menyerupai atau seperti, saat atau waktu.
§  Dasar nomina, baik berbentuk akar, bentuk berprefiks pe-, berprefiks ke-, berkonfiks pe-an, berkonfiks per-an, berkonfiks ke-an, bersufiks –an dan berupa gabungan kata, jika direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ kalau memiliki komponen makna (+terhitung). Misalnya, peraturan-peraturan daerah itu harus ditinjau lagi.
§  Dasar nomina, khusunya dalam bentuk akar bila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak dan bermacam-macam’ apabila memiliki komponen makna (+berjenis). Dalam hal ini perulangan itu dilakukan disetai dengan pemberian sufiks –an. Misalnya, kedelai termasuk tanaman kacang-kacangan.
§  Dasar nomina, khusunya dalam bentuk akar bila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak dengan satuan ukuran tertentu’ apabila memiliki komponen makna (+ukuran) atau (+takaran). Dalam hal ini perulangan itu dilakukan disetai dengan pemberian prefiks ber-. Misalnya, kami sudah berhari-hari belum makan.
§  Dasar nomina, khusunya dalam bentuk akar bila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘menyerupai atau seperti’ apabila memiliki komponen makna (+bentuk tertentu atau sifat tertentu). Dalam hal ini perulangan itu dilakukan disetai dengan pemberian sufiks –an. Misalnya, anak laki-laki suka bermain perang-perangan
§  Dasar nomina, khusunya dalam bentuk akar bila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘saat atau waktu’ apabila memiliki komponen makna (+saat). Dalam hal ini perulangan itu dilakukan dengan perulangan utuh. Misalnya, pagi-pagi sekali dia sudah berangkat kerja.

7.      Reduplikasi Dasar Verba
Menurut (Chaer, 2008 : 194), tidak semua bentuk verba itu dapat direduplikasi. Tampaknya dapat tidaknya reduplikasi itu tergantung pada komponen makna yang dimiliki oleh kata yang menjadi bentuk dasar itu.
Makna gramatikal
Komponen makna
Contoh
‘kejadian (tindakan) berulangkali’
(+tindakan) dan (-durasi)
Marah-marah
‘kejadian berintensitas’
(+tindakan) dan (+durasi)
Berlari-lari
‘berbalasan’
(+tindakan) dan (-durasi)
Tembak-menembak
‘dilakukan tanpa tujuan’
(+tindakan) dan (+durasi)
Duduk-duduk
‘hal me....’
(+tindakan) dan (+durasi)
Tari-menari
‘begitu (dasar)’
(+tindakan) dan (+saat)
Pulang-pulang

8.      Reduplikasi Dasar Ajektifa
Ajektifa sebagai bentuk dasar dalam proses reduplikasi sapat berupa akar dan berupa kata turunan. Namun, yang lazim direduplikasikan adalah yang berbentuk akar.
Makna gramatikal
Komponen makna
Contoh
‘banyak yang dasar’
(+keadaan) dan (+ukuran)
Ikannya masih kecil-kecil
‘se (dasar) mungkin)’
(+keadaan) dan (+ukuran)
Bukalah jendela itu lebar-lebar
‘hanya yang (dasar)’
(+keadaan) dan (+ukuran)
Batu yang kecil-kecil kumpulkan
‘sedikit bersifat (dasar)’
(+keadaan) dan (+warna)
Susi berbaju putih kebiru-biruan
‘meskipun (dasar)’
(+keadaan) dan (+sikap)
Kecil-kecil berani melawan preman
‘sama (dasar) dengan’
(+keadaan) dan (+ukuran)
Daunnya selebar-lebar telinga gajah
‘intensitas’
(+keadaan) dan (+ukuran)
Kamu jangan membesar-besarkan masalah

9.      Reduplikasi Dasar Kelas Tertutup
Menurut (Chaer, 2008 : 194), kata-kata yang termasuk kelas-kelas tertutup adalah kata-kata yang keanggotaannya sukar bertambah atau berkurang dan jumlah keanggotaannya relatif terbatas. Yang termasuk kelas tertutup adalah kata-kata yang termasuk dalam kelas adverbia, pronomina, numeralia, konjungsi, artikulus dan interjeksi.
Menurut (Chaer, 2008 : 194) reduplikasi dasar kelas tertutup dibagi menjadi :
§  Reduplikasi dasar adverbia negasi : bukan, tidak, tak dan tiada. Yang terlibat dalam proses reduplikasi hanyalah bukan dan tidak. Contoh : Disini kamu jangan bicara yang tidak-tidak (bisa juga) Disini kamu jangan bicara yang bukan-bukan.
(tidak-tidak dan bukan-bukan mempunyai distribusi yang sama alias dapat dipertukarkan).
§  Reduplikasi dasar adverbia larangan : jangan dan tidak boleh. Yang berkenaan dengan reduplikasi hanyalah jangan. Contoh : dua hari kemaren dia tidak masuk, jangan-jangan dia sakit.
§  Reduplikasi dasar adverbia kala : sedang, tengah, lagi, akan, mau. Yang berkenaan dengan reduplikasi hanyalah sudah dan akan. Contohnya, kalau mengingat yang sudah-sudah kami memang kasihan kepadanya.
§  Reduplikasi dasar adverbia keharusan : barangkali, kali, mungkin, mesti, harus, wajib, mau, ingin, hendak, dan boleh. Yang berkenaan dengan reduplikasi hanyalah kali, mau dan boleh. Misalnya, jangan bekerja semau-maunya saja.
§  Reduplikasi dasar adverbia jumlah : banyak, sedikit, lebih, kurang, dan cukup. Contohnya, beri dia minum sedikit-sedikit.
§  Reduplikasi dasar adverbia taraf : agak, sangat, amat, sekali, sedang, kurang dan paling. Yang berkenaan dengan reduplikasi hanyalah agak dan paling. Contohnya, harganya paling-paling seribu rupiah.
§  Reduplikasi dasar adverbia frekuensi : sekali, jarang, sering, dan lagi. Misalnya, sekali-sekali dia datang juga ke sini.
§  Reduplikasi dasar numeralia : nama-nama bilangan bulat satu, dua, tiga...... seratus, seribu. Juga bilangan seperti sepertiga, setengah dan lain sebagainya. Contohnya, pbat ini dimakan setengah-setengah.
§  Reduplikasi dasar konjungsi koordinatif : dan, tetapi, namun, melainkan, bahkan, malah (an), kemudian, setelah. Semuanya tidak ada yang terlibat dalam proses reduplikasi.
§  Reduplikasi dasar konjungsi subordinatif : karena, sebab, asal, lantaran, andai, andaikata, kalau, sebab, meskipun, biarpun, dan kecuali. Namun, yang terlibat dalam proses reduplikasi hanyalah kalau, andai, dan sampai. Misalnya, mari kita ke kebun, kalau-kalau ada durian jatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar