Reduplikasi
(Pengulangan)
Menurut
(Chaer, 2008 : 178) mengemukakan bahwa “Dalam bahasa Indonesia reduplikasi
merupakan mekanisme yang penting dalam pembentukan kata, disamping afiksasi,
komposisi dan akronimisasi.” (Kridalaksana, 1983 : 143) menjelaskan bahwa
“reduplikasi adalah suatu proses dan hasil pengulangannya satuan bahasa sebagai
alat fonologis dan gramatikal”. Repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata,
kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam
sebuah konteks yang sesuai (Keraf, 1996 : 127). Reduplikasi adalah pengulangan,
repetisi juga pengulangan tetapi keduanya ada perbedaan. Repetisi lebih
ditekankan pada gaya bahasa dalam penyampaian makna ulangan, sedangkan
reduplikasi adalah proses pengulangan kata atau unsur kata.
Menurut (Chaer, 2008 :
178) membagi atas beberapa macam proses reduplikasi, antara lain:
Reduplikasi
|
Pengantar
reduplikasi
|
|||
Reduplikasi
fonologis
|
||||
Reduplikasi
sintaksis
|
||||
Reduplikasi
semantis
|
||||
Reduplikasi
morfologis
|
||||
Reduplikasi
dasar nomina
|
||||
Reduplikasi
dasar verba
|
||||
Reduplikasi
dasar ajektiva
|
||||
Reduplikasi
dasar kelas tertutup
|
1.
Pengantar
Reduplikasi
Reduplikasi
atau pengulangan bentuk satuan kebahasaan merupakan gejala yang terdapat dalam
banyak bahasa di dunia ini. Misalnya, dalam salah satu bahasa di kepulauan
Marshall (daerah Pasifik) ada kata takin ‘kaus kaki’ direduplikasikan menjadi
takinkin ‘memakai kaus kaki’. Dalam bahasa Moru (Papua Nugini) ada kata tau
‘orang laki-laki’ direduplikasikan menjadi tatau ‘banyak orang laki-laki’. Dalam
bahasa Indonesia reduplikasi merupakan mekanisme yang penting dalam pembentukan
kata, disamping afiksasi, komposisi dan akronimisasi.
2. Reduplikasi Fonologis
Reduplikasi fonologis
berlangsung terhadap dasar yang bukan akar atauterhadap bentuk yang statusnya
lebih dari akar. Status bentuk yang diulang tidak jelas dan reduplikasi fonogis
ini tidak menghasilkan makna gramatikal, melainkan makna leksikal. Yang
termasuk reduplikasi fonologis adalah bentuk-bentuk seperti:
1. Kuku,
dada, pipi, cincin, dan sisi. Bentuk-bentuk tersebut bukan berasal dari ku, da,
pi, cin dan si. Jadi, bentuk bentuk tersebut adalah sebuah kata yang bunyi
kedua suku katanya sama.
2. Foya-foya,
tubi-tubi, sema-sema, anai-anai dan ani-ani. Bentuk-bentuk memang jelas sebagai
bentuk ulang, yang diulang secara utuh. Namun, bentuk dasarnya tidak berstatus
sebagai akar yang mandiri.
3. Laba-laba,
kupu-kupu, paru-paru, onde-onde dan rama-rama. Bentuk-bentuk ini juga jelas
sebagai bentuk ulang dan dasar yang diulang pun jelas ada, tetapi hasil
reduplikasinya tidak melahirkan makna gramatikal. Hasil reduplikasinya hanya
menghasilkan makna leksikal.
4. Mondar-mandir,
luntang lantung, lunggang-langgang, kocar-kacir dan teka-teki. Bentuk-bentuk
ini tidak diketahui mana yang menjadi bentuk dasar pengulangannya. Sedangkan
maknanya pun hanyalah makna leksikal, bukan makna gramatikal. Dalam berbagai
buku tata bahasa tradisional, bentuk-bentuk ini disebut kata ulang semu.
3. Reduplikasi Sintaksis
Menurut (Chaer, 2008 :
179) reduplikasi sintaksis adalah proses pengulangan terhadap sebuah dasar yang
biasanya berupa akar, tetapi menghasilkan satuan bahasa yang statusnya lebih
tinggi daripada sebuah kata. Contoh: suaminya benar benar jantan, jangan
jangan kau dekati pemuda itu
4. Reduplikasi Semantis
Reduplikasi semantis
adalah pengulangan “makna” yang sama dari dua buah kata yang bersinonim.
Misalnya ilmu pengetahuan, alim ulama dan cerdik cendakia. Kita lihat kata ilmu
dan kata pengetahuan memiliki makna yang sama; kata alim dan ulama juga
memiliki makna yang sama. Demikian juga kata cerdik dan juga kata cendekia.
5. Reduplikasi Morfologis
Reduplikasi morfologis
dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, berupa bentuk berafiks dan
berupa bentuk komposisi. Prosesnya dapat berupa pengulangan utuh, pengulangan
berubah bunyi, dan pengulangan sebagian.
a.
Pengulangan akar
Bentuk dasar yang
berupa akar memiliki tiga macam proses pengulangan, yaitu pengulangan utuh,
sebagian dan pengulangan dengan perubahan bunyi.
Jenis pengulangan
|
Penjelasan
|
Contoh
|
·
Pengulangan utuh
|
Bentuk
dasar itu diulang tanpa melakukan perubahan bentuk fisik dari akar itu.
|
-
Meja-meja (bentuk dasar meja)
-
Makan-makan (bentuk dasar makan)
|
·
Pengulangan sebagian
|
Kata
yang diulang dari bentuk dasar itu hanya salah satu suku katanya saja (dalam
hal ini suku awal kata) disertai dengan “pelemahan” bunyi.
|
-
Lelaki (bentuk dasar laki)
-
Jejari (bentuk dasar jari)
|
·
Pengulangan dengan perubahan bunyi
|
Bentuk
dasar itu diulang tetapi disertai dengan perubahan bunyi bisa berupa bunyi
vokal dan konsonan dan bisa menduduki unsur pertama atau kedua.
|
-
Bolak-balik
-
Corat-coret
-
Lauk-pauk
-
Tindak-tanduk
|
·
Pengulangan dengan infiks
|
Sebuah
akar diulang tetapi diberi infiks pada unsur ulangannya.
|
-
Turun-temurun
-
Tali-temali
|
b.
Pengulangan dasar berafiks
Menurut (Chaer, 2008 :
182) Ada tiga macam proses afiksasi dan reduplikasi :
ü Sebuah
akar diberi afiks dulu, baru kemudian diulang. Misalnya, pada akar lihat
mula-mula diberi prefiks me- menjadi melihat, kemudian baru diulang menjadi
melihat-lihat.
ü Sebuah
akar direduplikasi dulu, baru kemudian diberi afiks. Misalnya, akar jalan
mula-mula diulang menjadi jalan-jalan, baru kemudian diberi prefiks ber-
menjadi berjalan-jalan.
ü Sebuah
akar diberi afiks dan diulang secara bersamaan. Misalnya, pada akar minggu
diberi prefiks ber- dan proses pengulangan sekaligus menjadi bentuk
berminggu-minggu.
Proses pengulangan
dasar berafiks :
Macam afiksasi
|
Contoh
|
Akar
berprefiks ber-
|
Berlari-lari
(dari ber + lari)
Berhari-hari
|
Akar
berkonfiks ber-an
|
Berlari-larian
(dari berlarian)
|
Akar
berprefiks me-
|
Menembak-nembak
(dasar menembak)
Tembak-menembak
(dasar menembak)
|
Akar
berklofiks me-kan
|
Membeda-bedakan
(dari membedakan)
|
Akar
berklofiks me-i
|
Menulis-nulisi
(dari menulisi)
|
Akar
berprefiks pe-
|
Pemuda-pemuda
|
Akar
berkonfiks pe-an
|
Pelatihan-pelatihan
|
Akar
berkonfiks per-an
|
Peraturan-peraturan
|
Akar
bersufiks -an
|
Aturan-aturan,
Obat-obatan, pepohonan
|
Akar
berprefiks se-
|
Sekali-sekali,
sekali-kali
|
Akar
berprefiks ter-
|
Tersenyum-senyum
|
Akar
berkonfiks se-nya
|
Secepat-cepatnya
|
Akar
berkonfiks ke-an
|
Kebiru-biruan
|
Akar
berinfiks -em-, el-, -er-, -m-
|
Tali-temali,
sinar-seminar, patuk pelatuk
|
c.
Reduplikasi kompositum
Menurut (Chaer, 2008 :
189) Reduplikasi terhadap dasar kompositum dilakukan dalam dua cara, dilakukan
secara utuh dan sebagian. Reduplikasi secara utuh dilakukan terhadap kompositum
yang kedua unsurnya sederajat dan kompositum yang kedua unsurnya tidak
sederajat tetapi memiliki makna idiomatikal.
Contoh yang
direduplikasi secara utuh : ayam itik-ayam itik
Contoh yang
direduplikasi secara sebagian : buku-buku agama
6. Reduplikasi Dasar Nomina
Menurut (Chaer, 2008 :
191) Secara morfologis nomina dapat berbentuk akar, bentuk berprefiks pe-,
berprefiks ke-, berkonfiks pe-an, berkonfiks per-an, berkonfiks ke-an,
bersufiks –an dan berupa gabungan kata. Dasar nomina bila direduplikasikan akan
melahirkan makna gramatikal yang menyatakan banyak, banyak dan bermacam-macam,
banyak dengan ukuran tertentu, menyerupai atau seperti, saat atau waktu.
§ Dasar
nomina, baik berbentuk akar, bentuk berprefiks pe-, berprefiks ke-, berkonfiks
pe-an, berkonfiks per-an, berkonfiks ke-an, bersufiks –an dan berupa gabungan
kata, jika direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak’ kalau
memiliki komponen makna (+terhitung). Misalnya, peraturan-peraturan daerah itu harus ditinjau lagi.
§ Dasar
nomina, khusunya dalam bentuk akar bila direduplikasikan akan memiliki makna
gramatikal ‘banyak dan bermacam-macam’ apabila memiliki komponen makna
(+berjenis). Dalam hal ini perulangan itu dilakukan disetai dengan pemberian
sufiks –an. Misalnya, kedelai termasuk tanaman kacang-kacangan.
§ Dasar
nomina, khusunya dalam bentuk akar bila direduplikasikan akan memiliki makna
gramatikal ‘banyak dengan satuan ukuran tertentu’ apabila memiliki komponen
makna (+ukuran) atau (+takaran). Dalam hal ini perulangan itu dilakukan disetai
dengan pemberian prefiks ber-. Misalnya, kami sudah berhari-hari belum makan.
§ Dasar
nomina, khusunya dalam bentuk akar bila direduplikasikan akan memiliki makna
gramatikal ‘menyerupai atau seperti’ apabila memiliki komponen makna (+bentuk
tertentu atau sifat tertentu). Dalam hal ini perulangan itu dilakukan disetai
dengan pemberian sufiks –an. Misalnya, anak laki-laki suka bermain perang-perangan
§ Dasar
nomina, khusunya dalam bentuk akar bila direduplikasikan akan memiliki makna
gramatikal ‘saat atau waktu’ apabila memiliki komponen makna (+saat). Dalam hal
ini perulangan itu dilakukan dengan perulangan utuh. Misalnya, pagi-pagi sekali dia sudah berangkat
kerja.
7. Reduplikasi Dasar Verba
Menurut (Chaer, 2008 :
194), tidak semua bentuk verba itu dapat direduplikasi. Tampaknya dapat
tidaknya reduplikasi itu tergantung pada komponen makna yang dimiliki oleh kata
yang menjadi bentuk dasar itu.
Makna
gramatikal
|
Komponen makna
|
Contoh
|
‘kejadian
(tindakan) berulangkali’
|
(+tindakan)
dan (-durasi)
|
Marah-marah
|
‘kejadian
berintensitas’
|
(+tindakan)
dan (+durasi)
|
Berlari-lari
|
‘berbalasan’
|
(+tindakan)
dan (-durasi)
|
Tembak-menembak
|
‘dilakukan
tanpa tujuan’
|
(+tindakan)
dan (+durasi)
|
Duduk-duduk
|
‘hal
me....’
|
(+tindakan)
dan (+durasi)
|
Tari-menari
|
‘begitu
(dasar)’
|
(+tindakan)
dan (+saat)
|
Pulang-pulang
|
8. Reduplikasi Dasar Ajektifa
Ajektifa sebagai bentuk
dasar dalam proses reduplikasi sapat berupa akar dan berupa kata turunan.
Namun, yang lazim direduplikasikan adalah yang berbentuk akar.
Makna
gramatikal
|
Komponen makna
|
Contoh
|
‘banyak
yang dasar’
|
(+keadaan)
dan (+ukuran)
|
Ikannya
masih kecil-kecil
|
‘se
(dasar) mungkin)’
|
(+keadaan)
dan (+ukuran)
|
Bukalah
jendela itu lebar-lebar
|
‘hanya
yang (dasar)’
|
(+keadaan)
dan (+ukuran)
|
Batu
yang kecil-kecil kumpulkan
|
‘sedikit
bersifat (dasar)’
|
(+keadaan)
dan (+warna)
|
Susi
berbaju putih kebiru-biruan
|
‘meskipun
(dasar)’
|
(+keadaan)
dan (+sikap)
|
Kecil-kecil
berani melawan preman
|
‘sama
(dasar) dengan’
|
(+keadaan)
dan (+ukuran)
|
Daunnya
selebar-lebar telinga gajah
|
‘intensitas’
|
(+keadaan)
dan (+ukuran)
|
Kamu
jangan membesar-besarkan masalah
|
9. Reduplikasi Dasar Kelas Tertutup
Menurut (Chaer, 2008 :
194), kata-kata yang termasuk kelas-kelas tertutup adalah kata-kata yang
keanggotaannya sukar bertambah atau berkurang dan jumlah keanggotaannya relatif
terbatas. Yang termasuk kelas tertutup adalah kata-kata yang termasuk dalam
kelas adverbia, pronomina, numeralia, konjungsi, artikulus dan interjeksi.
Menurut (Chaer, 2008 :
194) reduplikasi dasar kelas tertutup dibagi menjadi :
§ Reduplikasi
dasar adverbia negasi : bukan, tidak, tak dan tiada. Yang terlibat dalam proses
reduplikasi hanyalah bukan dan tidak. Contoh : Disini kamu jangan bicara
yang tidak-tidak (bisa juga) Disini kamu jangan bicara yang bukan-bukan.
(tidak-tidak
dan bukan-bukan mempunyai distribusi yang sama alias dapat dipertukarkan).
§ Reduplikasi
dasar adverbia larangan : jangan dan tidak boleh. Yang berkenaan dengan
reduplikasi hanyalah jangan. Contoh : dua hari kemaren dia tidak masuk,
jangan-jangan dia sakit.
§ Reduplikasi
dasar adverbia kala : sedang, tengah, lagi, akan, mau. Yang berkenaan dengan
reduplikasi hanyalah sudah dan akan. Contohnya, kalau mengingat yang
sudah-sudah kami memang kasihan kepadanya.
§ Reduplikasi
dasar adverbia keharusan : barangkali, kali, mungkin, mesti, harus, wajib, mau,
ingin, hendak, dan boleh. Yang berkenaan dengan reduplikasi hanyalah kali,
mau dan boleh. Misalnya, jangan bekerja semau-maunya saja.
§ Reduplikasi
dasar adverbia jumlah : banyak, sedikit, lebih, kurang, dan cukup.
Contohnya, beri dia minum sedikit-sedikit.
§ Reduplikasi
dasar adverbia taraf : agak, sangat, amat, sekali, sedang, kurang dan paling.
Yang berkenaan dengan reduplikasi hanyalah agak dan paling. Contohnya,
harganya paling-paling seribu rupiah.
§ Reduplikasi
dasar adverbia frekuensi : sekali, jarang, sering, dan lagi. Misalnya,
sekali-sekali dia datang juga ke sini.
§ Reduplikasi
dasar numeralia : nama-nama bilangan bulat satu, dua, tiga...... seratus,
seribu. Juga bilangan seperti sepertiga, setengah dan lain sebagainya.
Contohnya, pbat ini dimakan setengah-setengah.
§ Reduplikasi
dasar konjungsi koordinatif : dan, tetapi, namun, melainkan, bahkan, malah
(an), kemudian, setelah. Semuanya tidak ada yang terlibat dalam proses
reduplikasi.
§ Reduplikasi
dasar konjungsi subordinatif : karena, sebab, asal, lantaran, andai, andaikata,
kalau, sebab, meskipun, biarpun, dan kecuali. Namun, yang terlibat dalam proses
reduplikasi hanyalah kalau, andai, dan sampai. Misalnya, mari kita ke
kebun, kalau-kalau ada durian jatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar