Afiksasi
(Pembentukan Ajektifa)
Menurut
(Chaer, 2008 : 168) kosakata bahasa
Indonesia yang berkategori atau berkelas ajektiva pada umumnya berupa kata yang
telah ‘jadi’ atau bentuk yang berupa akar. Maka tidak ada yang perlu dibentuk
terlebih dahulu dengan proses pemberian afiks. Dalam subbab berikut akan dibicarakan
kata-kata berafiks bahasa Indonesia yang oleh banyak pakar digolongkan sebagai
kata berkelas ajektiva dan subbab lain akan dibicarakan kata-kata berkelas
ajektiva yang berasal dari unsur serapan dengan kemungkinan penggunaan ‘afiks’
serapannya dalam pembentukan kata kelas ajektiva. Menurut (Chaer, 2008 : 168) pembentukan ajektiva dibagi menjadi :
A.
Dasar
Ajektiva Brafiks Asli Indonesia
Adanya buku dan
literatur yang menyatakan adanya ketumpangtindihan kata-kata berkelas ajektiva
dengan kelas lain seperti nomina dan verba.
§ Dasar ajektiva berprefiks pe-
Ada
dua macam proses pembubuhan afiks prefiks pe- pada dasar ajektiva.
1. Dasar
+ pe- ---> pe-dasar
Pemberian afiks pe- secara langsung
dapat terjadi kalau dasar ajektiva itu memiliki komponen makna (+sikap batin)
dan memberi makna gramatikal ‘yang memiliki sifat (dasar)’. Contohnya, pemalu,
pemarah, penakut.
2. ---Dasar ---> me-dasar-kan + pe- ----> pe-dasar
Pemberian afiks pe- melalui verba
berklofiks me-kan dapat terjadi apabila dasar ajektiva itu memiliki komponen
makna (+keadaan fisik) dan memberi makna gramatikal ‘yang menjadikan (dasar)’.
Contohnya, pembersih, pemutih, pendingin.
§ Dasar ajektiva berprefiks se-
Pemberian
prefiks se- pada semua dasar ajektiva memberi makna gramatikal ‘sama (dasar)
dengan nomina yang mengikutinya’. Misalnya, sepintar A, ‘sama pintar dengan A’.
§ Dasar ajektiva bersufiks –an
Pemberian
sufiks –an pada semua dasar ajektiva memberi makna gramatikal ‘lebih (dasar)’
pada nomina yang mengikutinya. Misalnya, Mahalan B ‘lebih mahal B’
§ Dasar ajektiva berprefiks ter-
Pengimbuhan
prefiks ter- pada semua dasar ajektiva memberi makna gramatikal ‘paling
(dasar)’. Misalnya, tercantik ‘paling cantik’
§ Dasar ajektiva berkonfiks ke-an
Pengimbuhan
konfiks ke-an pada dasar ajektiva akan memberi makna gramatikal ‘agak (dasar)’
bila ajektiva itu memiliki komponen makna (+warna). Misalnya, kemerahan ‘agak
merah’.
Makna
gramatikal ‘agak (dasar)’ ini sering lebih dipertegas dengan pengulangan,
sehingga menjadi : kemerah-merahan, kebiru-biruan.
§ Dasar ajektiva berklofiks me-kan
Memiliki
makna gramatikal ‘menyebabkan jadi (dasar)’ apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+sikap batin). Misalnya, memalukan ‘menyebabkan malu’
§ Dasar ajektiva berklofiks me-i
Memiliki
makna gramatikal ‘merasa (dasar) pada’ apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+rasa batin). Misalnya, mencintai ‘merasa cinta pada’.
§ Dasar lain berkomponen makna
(+keadaan)
Pada
bab ini sudah dikemukakan bahwa kosakata berkategori ajektiva dalam bahasa
Indonesia sudah merupakan ‘barang jadi’. Artinya, ‘barang jadi’ yang
berkategori ajektiva itu memiliki pula komponen makna (+bendaan) atau
(+tindakan). Misalnya, ajektiva merah dan kuning memiliki juga komponen makna
(+bendaan), sehingga keduanya bisa didahului negasi bukan dan tidak.
B. Pembentukan Ajektiva dengan “afiks”
Serapan
Menurut
buku Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) dan buku Pedoman
Pembentukan Istilah (PPI), penyerapan kata dari bahasa asing dilakukan secara
utuh, bukan terpisah antara dasar dengan afiksnya.
§ Kata serapan dari bahasa Inggris
dan Belanda
Kata
serapan dari bahasa Inggris dan Belanda yang berkategori ajektif dapat kita
kenali dari ‘akhiran’ (dalam tanda petik), seperti :
ü if
misalnya kata aktif, pasif, konsumtif.
ü ik
misalnya kata patriotik, akademik, mekanik.
ü is
misalnya kata teknis, akademis, kritis.
ü istis
misalnya kata egoistis, optimistis, pluralistis.
ü al
misalnya kata gramatikal, material, individual.
ü il
misalnya kata prinsipil, idiil, komersil.
Catatan
: akhiran il dari bahasa Belanda menurut pedoman EYD harus diganti dengan
akhiran al dari bahasa Inggris. Namun, ada akhiran il dan al tidak bisa
dipertukarkan karena memiliki makna yang berbeda, seperti kata idiil dan ideal.
§ Kata serapan dari bahasa Arab
Kata
serapan dari bahasa Arab yang berkategori ajektiva dapat kita kenali dari
“akhiran”
(dalam tanda petik), antara lain :
ü i,
misalnya kata rohani, jasmani, alami.
ü iah,
misalnya kata Islamiyah, alamiah, rohaniah.
ü wi,
misalnya kata duniawi, nabawi, surgawi.
ü in,
misalnya kata muslimin, mukminin, hadirin.
ü at,
misalnya kata hadirat, mukminat, muslimat.
Kesimpulan
: “Akhiran” unsur serapan, baik Inggris atau Belanda maupun Arab tidak
produktif untuk pembentukan kata dalam bahasa Indonesia, bukan hanya untuk
pembentukan verba, tetapi juga untuk pembentukan kategori yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar