Kamis, 12 Januari 2017

Afiksasi Pembentukan Verba


Afiksasi (Pembentukan Verba)
Afiksasi adalah salah satu proses dalam pembentukan kata turunan baik berkategori verba, nomina maupun ajektiva (Chaer,2008 : 106).
Menurut Abdul Chaer (2008) afik-afiks pembentuk verba ada tiga belas antara lain :








1.      Verba berprefiks ber-
Bentuk dasar dalam pembentukan verba dengan prefiks ber- dapat berupa :
o   Morfem dasar terikat, seperti kata berjuang dan berhenti. Bentuk dasarnya berupa morfem dasar terikat : juang dan henti.
o   Morfem dasar bebas, seperti kata bekerja dan bergaya. Bentuk dasarnya berupa morfem dasar bebas : kerja dan gaya.
o   Bentuk turunan berafiks, seperti terdapat pada kata berpakaian (bentuk dasarnya pakaian) dan berpendapatan (bentuk dasarnya pendapatan). Jadi, disini prefiks ber- diimbuhkan pada dasar yang terlebih dahulu sudah diberi afiks lain.
o   Bentuk turunan reduplikasi, seperti kata berlari (bentuk dasar lari-lari).
o   Bentuk turunan hasil komposisi, seperti kata berjual beli (bentuk dasar jual beli).
Makna gramatikal verba berprefiks ber- yang perlu dicatat, antara lain yang menyatakan :
a.       Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘mempunyai (dasar)’ atau ‘ada (dasar)nya’
Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen makna (+benda), (+umum), (+milik) dan (+bagian). Contohnya, berayah ‘mempunyai ayah’ dan berjendela ‘ada jendelanya’
b.      Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘memakai’ atau ‘mengenakan’
Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen makna (+pakaian) atau (+perhiasan). Misalnya, berjilbab ‘memakai jilbab’ dan berkalung ‘memakai kalung’
c.       Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘mengendarai’, ‘menumpang’ atau ‘naik’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+kendaraan). Contohnya, bersepeda ‘mengendarai sepeda’ dan berbemo ‘naik bemo’
Catatan : Bentuk seperti berbemo, berbus, berangkot, bertaksi dan berpesawat secara aktual memang ‘belum lazim’ digunakan orang. Tetapi secara gramatikal bentuk-bentuk tersebut dapat diterima.
d.      Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘berisi’ atau ‘mengandung’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+benda), (+dalaman) atau (+kandungan). Misalnya, beracun ‘mengandung racun’ dan berair ‘berisi air’
Catatan : Makna ‘mengandung’ atau ‘berisi’, bisa juga bermakna  ‘mempunyai’atau  ‘ada (dasar)nya’. Jadi ‘berair’ bisa bermakna gramatikal ‘berisi air’, bisa juga ‘ada airnya’ Malah bisa bermakna ‘mengeluarkan’.
e.       Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘mengeluarkan’ atau ‘menghasilkan’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+benda), (+hasil) atau (+keluar). Contohnya, berdarah ‘mengeluarkan darah’ dan bertelur ‘mengeluarkan telur’
f.       Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ′mengusahakan′ atau ′mengupayakan′
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+bidang usaha). Misalnya,  berladang ′mengusahan ladang′ dan bersawah′ mengerjakan sawah′.
g.      Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ′melakukan kegiatan′
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+benda) dan (+kegiatan). Contohnya, berdebat ′melakukan debat′ dan bersenam ′melakukan senam′.
h.      Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ′mengalami′ atau ′berada dalam keadaan′
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+perasaan batin). Contohnya, bergembira ′dalam keadaan gembira′ dan berduka cita ′dalam keadaan duka cita′.
i.        Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ′menyebut′ atau ′menyapa′
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+kerabat) dan (+sapaan). Misalnya, berabang ′memanggil abang′ dan berkakak ′menyebut kakak′.
j.        Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ′kumpulan′ atau ′kelompok′
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+jumlah) atau (+hitungan). Contohnya, berdua ′kumpulan dari dua (orang)′ dan berlima ′kumpulan dari lima (orang)′.
k.      Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ′memberi′
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+benda) dan (+berian). Misalnya, bersedekah ′memberi sedekah′ dan berderma ′memberi derma′.
2.      Verba Berkonfiks dan Berklofiks Ber-an
Verba berbentuk ber-an seperti pada kata bermunculan dan berpakaian memiliki dua macam proses pembentukan. Pertama, yang berupa konfiks, artinya prefiks ber- dan sufiks -an itu diimbuhkan secara bersamaan sekaligus pada sebuah bentuk dasar. Kedua, yang berupa klofiks artinya prefiks ber- dan sufiks -an itu tidak diimbuhkan secara bersamaan pada sebuah dasar. Berikut adalah bagan proses pembentukan kata berpakaian :





Makna gramatikal verba berkonfiks ber-an adalah :
a)      Verba berkonfiks ber-an yang memiliki makna gramatikal ‘banyak serta tidak teratur’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan), (+sasaran), dan (+gerak). Misalnya, berlarian ‘banyak yang berlari dan tidak teratur.
b)      Verba berkonfiks ber-an yang memiliki makna gramatikal ‘saling’ atau ‘berbalasan’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan), (+sasaran), dan (+gerak). Misalnya, bermusuhan ‘saling memusuhi’
c)      Verba berkonfiks ber-an yang memiliki makna gramatikal ‘saling berada di’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+benda), (+letak), (+tempat). Misalnya, bersebelahan ‘saling berada di sebelah’.
Catatan : (1) Bentuk ber-an pada sebuah verba mungkin bisa berupa konfiks mungkin juga berupa klofiks, tergantung pada konteks kalimatnya. (2) Hingga saat ini verba berkonfiks atau berklofiks ber-an jumlahnya tidak banyak. (3) Ada sejumlah verba ber-an yang di dalam pertuturan (terutama dalam ragam non baku) ditanggalkan prefiks ber-nya antara lain (ber) ciuman, (ber) pelukan dan lain-lain.
3.      Verba Berklofiks Ber-kan
Verba berklofiks ber-kan dibentuk dengan proses, mula-mula pada bentuk dasar diimbuhkan prefiks ber-, lalu diimbuhkan pula sufiks -kan. Misalnya mula-mula pada kata dasar senjata diimbuhkan prefiks ber- menjadi bersenjata, lalu pada kata bersenjata diimbuhkan pula sufiks -kan sehingga menjadi bersenjatakan.



Prefiks ber- dan sufiks -kan pada verba ber-kan memiliki maknanya masing-masing, dimana prefiks ber- memiliki makna gramatikal seperti pada subbab sebelumnya, sedangkan sufiks    -kan memiliki makna gramatikal ‘akan’. Contohnya, bersenjatakan ‘menggunakan senjata akan (clurit)’.
4.      Verba Bersufiks –kan
Verba bersufiks -kan digunakan dalam kalimat imperatif, kalimat pasif yang predikatnya berpola: (aspek) + pelaku + verba, dan subjeknya menjadi sasaran tindakan dan keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang + (aspek) + pelaku + verba.
Verba bersufiks –kan memiliki makna gramatikal:
a.       Verba bersufiks -kan memiliki makna gramatikal ‘menjadi’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+keadaan) atau (+sifat khas). Contohnya,  tenangkan ‘jadikan tenang’ dan putuskan ‘jadikan putus’.
b.      Verba bersufiks -kan memiliki makna gramatikal ‘jadikan berada di’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tempat) atau (+arah). Contohnya, pinggirkan ‘jadikan berada di pinggir’.
c.       Verba bersufiks -kan memiliki makna gramatikal ‘lakukan untuk orang lain’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran). Contohnya, bacakan ‘lakukan baca untuk (orang lain)’
d.      Verba bersufiks -kan memiliki makna gramatikal ‘lakukan akan’
pabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran). ontohnya, lemparkan ‘lakukan lempar akan’.Verba Bersufiks -kan memiliki makna gramatikal ‘bawa masuk ke’Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ruang). Contohnya, asramakn‘bawa masuk ke asrama’.
5.      Verba Bersufik –i
Verba bersufiks -i adalh verba transitif, yang berlaku juga sebagai pangkal (stem) dalam pembentukan verba inflektif. Verba bersufiks -i digunakan dalam (1) Kalimat imperatif (2)   Kalimat pasif yang predikatnya berpola: (aspek) + pelaku + verba, dan subjeknya menjadi sasaran perbuatan. (3) Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang + (aspek) + pelaku + verba.
Verba bersufiks -i memiliki makna gramatikal:
a.       Verba bersufiks -i memiliki makna gramatikal ‘berulang kali’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran). Contohnya, pukuli artinya ‘pekerjaan pukul dilakukan berulang kali’.
b.      Verba bersufiks -i memiliki makna gramatikal ‘tempat’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tempat). Misalnya, duduki artinya ‘duduk di ... ‘.
c.       Verba bersufiks -i memiliki makna gramatikal ‘merasa sesuatu pada’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+sikap batin) atau (+emosi). Misalnya, kasihi artinya ‘merasa kasih pada’.
d.      Verba bersufiks -i memiliki makna gramatikal ‘beri atau bubuh pada’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+bahan berian). Contohnya, garami artinya ′beri garam pada′.
e.       Verba bersufiks -i memiliki makna gramatikal ‘sebabkan atau jadikan’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+keadaan) atau (+sifat). Contohnya, lengkapi artinya ‘jadikan lengkap’.
f.       Verba bersufiks -i memiliki makna gramatikal ‘lakukan pada’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+tempat). Misalnya, tulisi artinya ‘lakukan tulis pada’.
6.      Verba Berprefiks per-
Verba berprefiks per- adalah verba yang bisa menjadi pangkal dalam pembentukan verba inflektif. Verba inflektif dapat digunakan dalam kalimat imperatif, kalimat pasif yang berpola: (aspek) + pelaku + verba, dan keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang + aspek + pelaku + verba.
Verba berprefiks per- memiliki makna gramatikal :
a.       Verba berprefiks per- memiliki makna gramatikal ‘jadikan lebih’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+keadaan) atau (+situasi). Contohnya, perluas artinya ‘jadikan lebih luas’
b.      Verba beprefiks per- memiliki makna gramatikal ‘anggap sebagai’ atau ‘jadikan’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ sifat khas). Contohnya, perbudak artinya ‘anggap sebagai budak’
c.       Verba berprefiks per- memiliki makna gramatikal ‘bagi’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ jumlah) atau (+ bilangan). Misalnya, perlima artinya ‘bagi lima’.
7.      Verba Berkonfiks per-kan
Verba berkonfiks per-kan adalah verba yang bisa menjadi pangkal dalam pembentukan verba inflektif (berprefiks me-, di- atau ter-).
Verba berprefiks per-kan memiliki makna gramatikal :
a)      Verba berkonfiks per-kan memiliki makna gramatikal ‘jadikan bahan per-an’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ kegiatan). Contohnya, pertentangan artinya ‘jadikan bahan pertentangan’
b)      Verba berkonfiks per-kan memiliki makna gramatikal ‘lakukan supaya (dasar)’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ keadaan). Misalnya, persamakan artinya ‘lakukan supaya sama’
c)      Verba berkonfiks per-kan memiliki makna gramatikal ‘jadikan me-’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan). Misalnya, perlihatkan artinya ‘jadikan (orang lain) melihat’
d)     Verba berkonfiks per-kan memiliki makna gramatikal ‘jadikan ber-’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ kejadian). Misalnya, pergunakan artinya ‘jadikan berguna’
8.      Verba Berkonfiks per-i
Verba berprefiks per-kan memiliki makna gramatikal :
a.       Verba berkonfiks per-i memiliki makna gramatikal ‘lakukan supaya jadi’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ keadaan). Misalnya, perbarui artinya ‘lakukan supaya jadi baru’
b.      Verba berkonfiks per-i memiliki makna gramatikal ‘lakukan (dasar) pada objeknya’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+lokasi). Misalnya, perlindungi artinya ‘lakukan lindungi pada objeknya’
9.      Verba Berkonfiks me-
ü  Prefiks me- seperti sudah dibicarakan, dapat berbentuk me-, mem-, men-, meny-, meng-, dan menge-.
ü  Bentuk atau alomorf me- digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem r, l, w, y, m, n, ny, dan ng.
Verba berprefiks me- memiliki makna gramatikal :
a.       Verba Berprefiks me- inflektif
Bentuk dasar atau pangkal verba berprefiks me- inflektif memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ sasaran). Contoh: membaca, merestui
b.      Verba Berprefiks me- derivatif
Verba berprefiks me- derivatif memiliki makna gramatikal:
(1)   makan, minum, mengisap.
(2)   mengeluarkan.
(3)   menjadi.
(4)   menjadi seperti.
(5)   menuju.
(6)   memperingati.
10.  Verba Berprefiks di-
Ada dua macam verba berprefiks di-, yaitu verba berprefiks di- inflektif dan verba berprefiks di- derivatif.
a)      Verba berprefiks di- inflektif adalah verba pasif. Tindakan dari verba berprefiks me- inflektif. Maka makna gramatikalnya adalah kebalikan dari bentuk aktif verba berprefiks me- inflektif.
b)      Verba berprefiks di- derivatif sejauh data yang diperoleh hanya ada kata dimaksud, yang lain tidak ada.
11.  Verba Berprefiks ter-
Ada dua macam verba berprefiks ter-, yaitu verba berprefiks di- inflektif dan verba berprefiks ter- derivatif.
a.       Verba berprefiks ter- inflektif
Verba berprefiks ter- inflektif adalah verba pasif keadaan dari verba berprefiks me- inflektif. Makna gramatikal verba berprefiks ter- inflektif, selain sebagai kebalikan pasif keadaan dari verba berprefiks me- inflektif, juga memiliki makna gramatikal.
§  Verba berprefiks ter- inflektif memiliki makna gramatikal ‘dapat atau sanggup’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ sasaran).
Contohnya, terangkut artinya ‘dapat diangkut’.
§  Verba berprefiks ter- inflektif memiliki makna gramatikal ‘tidak sengaja’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ sasaran).Contoh:terangkat artinya ‘tidak sengaja diangkat’.
§  Verba berprefiks ter- inflektif memiliki makna gramatikal ‘sudah terjadi’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ keadaan).Contoh:terbakar artinya ‘sudah terjadi (bakar)’.
§  Verba berprefiks ter- inflektif memiliki makna gramatikal ‘yang di (dasar)’ apabila digunakan sebagai istilah bidang hukum.Contoh:tertuduh artinya ‘yang dituduh’.
b.      Verba berprefiks ter- derivatif
§  Verba berprefiks ter- derivatif memiliki makna gramatikal ‘paling’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ keadaan).Contoh:terbaik artinya ‘paling baik’.
§  Verba berprefiks ter- derivatif memiliki makna gramatikal ‘dalam keadaan’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ keadaan) dan (+ kejadian).Contoh: tergeletak artinya ‘dalam keadaan geletak’.
§  Verba berprefiks ter- derivatif memiliki makna gramatikal ‘terjadi dengan tiba-tiba’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ kejadian).Contoh: teringat artinya ‘tiba-tiba ingat’.



12.  Verba Berprefiks ke-
Verba berprefiks ke- digunakan dalam bahasa ragam tidak baku. Fungsi dan makna gramatikalnya sepadan dengan verba berprefiks ter-. Jadi, bentuknya sebagai berikut:





13.  Verba Berkonfiks ke-an
Verba berkonfiks ke-an termasuk verba pasif, yang tidak dapat dikembalikan ke dalam verba aktif, seperti verba pasif di- dan verba pasif ter-.
a.       Verba berkonfiks ke-an memiliki makna gramatikal ‘terkena, menderita, mengalami (dasar)’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ peristiwa alam) atau (+ hal yang tidak enak). Contoh:kebanjiran, artinya ‘terkena banjir’.
b.      Verba berkonfiks ke-an memiliki makna gramatikal ‘agak (dasar)’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ warna). Contoh:kehijauan artinya ‘agak hijau’.

Kesimpulan : Afiksasi merupakan proses pembentukan kata turunan yang mempunyai tiga kategori : verba, nomina dan ajektifa. Afiksasi pembentuk verba ada tiga belas, dalam menentukan verba harus melihat konteks kalimatnya karena satu verba bisa mempunyai arti lebih dari satu.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar