Afiksasi (Pembentukan Verba)
Afiksasi adalah
salah satu proses dalam pembentukan kata turunan baik berkategori verba, nomina
maupun ajektiva (Chaer,2008 : 106).
Menurut Abdul
Chaer (2008) afik-afiks pembentuk verba ada tiga belas antara lain :
1.
Verba berprefiks
ber-
Bentuk dasar
dalam pembentukan verba dengan prefiks ber- dapat berupa :
o
Morfem
dasar terikat, seperti kata berjuang dan berhenti. Bentuk dasarnya berupa
morfem dasar terikat : juang dan henti.
o
Morfem
dasar bebas, seperti kata bekerja dan bergaya. Bentuk dasarnya berupa morfem
dasar bebas : kerja dan gaya.
o
Bentuk
turunan berafiks, seperti terdapat pada kata berpakaian (bentuk dasarnya
pakaian) dan berpendapatan (bentuk dasarnya pendapatan). Jadi, disini prefiks
ber- diimbuhkan pada dasar yang terlebih dahulu sudah diberi afiks lain.
o
Bentuk
turunan reduplikasi, seperti kata berlari (bentuk dasar lari-lari).
o
Bentuk
turunan hasil komposisi, seperti kata berjual beli (bentuk dasar jual beli).
Makna gramatikal
verba berprefiks ber- yang perlu dicatat, antara lain yang menyatakan :
a.
Verba
berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘mempunyai (dasar)’ atau ‘ada
(dasar)nya’
Apabila bentuk dasarnya mempunyai
komponen makna (+benda), (+umum), (+milik) dan (+bagian). Contohnya, berayah
‘mempunyai ayah’ dan berjendela ‘ada jendelanya’
b.
Verba
berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘memakai’ atau ‘mengenakan’
Apabila bentuk dasarnya mempunyai
komponen makna (+pakaian) atau (+perhiasan). Misalnya, berjilbab ‘memakai
jilbab’ dan berkalung ‘memakai kalung’
c.
Verba
berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘mengendarai’, ‘menumpang’ atau
‘naik’
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+kendaraan). Contohnya, bersepeda ‘mengendarai sepeda’ dan berbemo
‘naik bemo’
Catatan : Bentuk
seperti berbemo, berbus, berangkot, bertaksi dan berpesawat secara aktual
memang ‘belum lazim’ digunakan orang. Tetapi secara gramatikal bentuk-bentuk
tersebut dapat diterima.
d.
Verba
berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘berisi’ atau ‘mengandung’
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+benda), (+dalaman) atau (+kandungan). Misalnya, beracun
‘mengandung racun’ dan berair ‘berisi air’
Catatan : Makna
‘mengandung’ atau ‘berisi’, bisa juga bermakna
‘mempunyai’atau ‘ada (dasar)nya’.
Jadi ‘berair’ bisa bermakna gramatikal ‘berisi air’, bisa juga ‘ada airnya’
Malah bisa bermakna ‘mengeluarkan’.
e.
Verba
berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘mengeluarkan’ atau ‘menghasilkan’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen
makna (+benda), (+hasil) atau (+keluar). Contohnya, berdarah ‘mengeluarkan
darah’ dan bertelur ‘mengeluarkan telur’
f.
Verba
berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ′mengusahakan′ atau ′mengupayakan′
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+bidang usaha). Misalnya,
berladang ′mengusahan ladang′ dan bersawah′ mengerjakan sawah′.
g.
Verba
berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ′melakukan kegiatan′
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+benda) dan (+kegiatan). Contohnya, berdebat ′melakukan debat′
dan bersenam ′melakukan senam′.
h.
Verba
berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ′mengalami′ atau ′berada dalam
keadaan′
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+perasaan batin). Contohnya, bergembira ′dalam keadaan gembira′
dan berduka cita ′dalam keadaan duka cita′.
i.
Verba
berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ′menyebut′ atau ′menyapa′
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+kerabat) dan (+sapaan). Misalnya, berabang ′memanggil abang′
dan berkakak ′menyebut kakak′.
j.
Verba
berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ′kumpulan′ atau ′kelompok′
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+jumlah) atau (+hitungan). Contohnya, berdua ′kumpulan dari dua
(orang)′ dan berlima ′kumpulan dari lima (orang)′.
k.
Verba
berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ′memberi′
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+benda) dan (+berian). Misalnya, bersedekah ′memberi sedekah′
dan berderma ′memberi derma′.
2.
Verba Berkonfiks
dan Berklofiks Ber-an
Verba berbentuk ber-an
seperti pada kata bermunculan dan berpakaian memiliki dua macam proses
pembentukan. Pertama, yang berupa konfiks, artinya prefiks ber- dan sufiks -an
itu diimbuhkan secara bersamaan sekaligus pada sebuah bentuk dasar. Kedua, yang
berupa klofiks artinya prefiks ber- dan sufiks -an itu tidak diimbuhkan secara
bersamaan pada sebuah dasar. Berikut adalah bagan proses pembentukan kata
berpakaian :
Makna gramatikal
verba berkonfiks ber-an adalah :
a)
Verba
berkonfiks ber-an yang memiliki makna gramatikal ‘banyak serta tidak teratur’
Apabila bentuk
dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan), (+sasaran), dan (+gerak).
Misalnya, berlarian ‘banyak yang berlari dan tidak teratur.
b)
Verba
berkonfiks ber-an yang memiliki makna gramatikal ‘saling’ atau ‘berbalasan’
Apabila bentuk
dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan), (+sasaran), dan (+gerak).
Misalnya, bermusuhan ‘saling memusuhi’
c)
Verba
berkonfiks ber-an yang memiliki makna gramatikal ‘saling berada di’
Apabila bentuk
dasarnya memiliki komponen makna (+benda), (+letak), (+tempat). Misalnya,
bersebelahan ‘saling berada di sebelah’.
Catatan : (1) Bentuk
ber-an pada sebuah verba mungkin bisa berupa konfiks mungkin juga berupa
klofiks, tergantung pada konteks kalimatnya. (2) Hingga saat ini verba
berkonfiks atau berklofiks ber-an jumlahnya tidak banyak. (3) Ada sejumlah
verba ber-an yang di dalam pertuturan (terutama dalam ragam non baku)
ditanggalkan prefiks ber-nya antara lain (ber) ciuman, (ber) pelukan dan
lain-lain.
3.
Verba Berklofiks
Ber-kan
Verba berklofiks
ber-kan dibentuk dengan proses, mula-mula pada bentuk dasar diimbuhkan prefiks
ber-, lalu diimbuhkan pula sufiks -kan. Misalnya mula-mula pada kata dasar
senjata diimbuhkan prefiks ber- menjadi bersenjata, lalu pada kata bersenjata
diimbuhkan pula sufiks -kan sehingga menjadi bersenjatakan.
Prefiks ber- dan sufiks
-kan pada verba ber-kan memiliki maknanya masing-masing, dimana prefiks ber-
memiliki makna gramatikal seperti pada subbab sebelumnya, sedangkan sufiks -kan memiliki makna gramatikal ‘akan’. Contohnya,
bersenjatakan ‘menggunakan senjata akan (clurit)’.
4. Verba Bersufiks –kan
Verba bersufiks -kan
digunakan dalam kalimat imperatif, kalimat pasif yang predikatnya berpola:
(aspek) + pelaku + verba, dan subjeknya menjadi sasaran tindakan dan keterangan
tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang + (aspek) + pelaku + verba.
Verba bersufiks –kan
memiliki makna gramatikal:
a. Verba
bersufiks -kan memiliki makna gramatikal ‘menjadi’
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+keadaan) atau (+sifat khas). Contohnya, tenangkan ‘jadikan tenang’ dan putuskan
‘jadikan putus’.
b. Verba
bersufiks -kan memiliki makna gramatikal ‘jadikan berada di’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen
makna (+ tempat) atau (+arah). Contohnya, pinggirkan ‘jadikan berada di
pinggir’.
c. Verba
bersufiks -kan memiliki makna gramatikal ‘lakukan untuk orang lain’
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran). Contohnya, bacakan ‘lakukan baca
untuk (orang lain)’
d. Verba
bersufiks -kan memiliki makna gramatikal ‘lakukan akan’
pabila bentuk dasarnya memiliki komponen
makna (+tindakan) dan (+sasaran). ontohnya, lemparkan ‘lakukan lempar akan’.Verba
Bersufiks -kan memiliki makna gramatikal ‘bawa masuk ke’Apabila bentuk dasarnya
memiliki komponen makna (+ruang). Contohnya, asramakn‘bawa masuk ke asrama’.
5. Verba Bersufik –i
Verba bersufiks -i adalh verba transitif, yang berlaku juga sebagai pangkal (stem)
dalam pembentukan verba inflektif. Verba bersufiks -i digunakan dalam (1)
Kalimat imperatif (2) Kalimat pasif
yang predikatnya berpola: (aspek) + pelaku + verba, dan subjeknya menjadi
sasaran perbuatan. (3) Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola:
yang + (aspek) + pelaku + verba.
Verba bersufiks -i
memiliki makna gramatikal:
a. Verba
bersufiks -i memiliki makna gramatikal ‘berulang kali’
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran). Contohnya, pukuli artinya ‘pekerjaan
pukul dilakukan berulang kali’.
b. Verba
bersufiks -i memiliki makna gramatikal ‘tempat’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen
makna (+tempat). Misalnya, duduki artinya ‘duduk di ... ‘.
c. Verba
bersufiks -i memiliki makna gramatikal ‘merasa sesuatu pada’
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+sikap batin) atau (+emosi). Misalnya, kasihi artinya ‘merasa
kasih pada’.
d. Verba
bersufiks -i memiliki makna gramatikal ‘beri atau bubuh pada’
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+bahan berian). Contohnya, garami artinya ′beri garam pada′.
e. Verba
bersufiks -i memiliki makna gramatikal ‘sebabkan atau jadikan’
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+keadaan) atau (+sifat). Contohnya, lengkapi artinya ‘jadikan
lengkap’.
f. Verba
bersufiks -i memiliki makna gramatikal ‘lakukan pada’
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+tindakan) dan (+tempat). Misalnya, tulisi artinya ‘lakukan
tulis pada’.
6. Verba Berprefiks per-
Verba berprefiks per-
adalah verba yang bisa menjadi pangkal dalam pembentukan verba inflektif. Verba
inflektif dapat digunakan dalam kalimat imperatif, kalimat pasif yang berpola:
(aspek) + pelaku + verba, dan keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola:
yang + aspek + pelaku + verba.
Verba berprefiks per-
memiliki makna gramatikal :
a.
Verba berprefiks per- memiliki makna
gramatikal ‘jadikan lebih’
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+keadaan) atau (+situasi). Contohnya,
perluas artinya ‘jadikan lebih luas’
b.
Verba beprefiks per- memiliki makna
gramatikal ‘anggap sebagai’ atau ‘jadikan’
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ sifat khas). Contohnya, perbudak
artinya ‘anggap sebagai budak’
c.
Verba berprefiks per- memiliki makna
gramatikal ‘bagi’
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ jumlah) atau (+ bilangan). Misalnya,
perlima artinya ‘bagi lima’.
7. Verba Berkonfiks per-kan
Verba
berkonfiks per-kan adalah verba yang bisa menjadi pangkal dalam pembentukan
verba inflektif (berprefiks me-, di- atau ter-).
Verba
berprefiks per-kan memiliki makna gramatikal :
a)
Verba berkonfiks per-kan memiliki makna
gramatikal ‘jadikan bahan per-an’
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ kegiatan). Contohnya, pertentangan
artinya ‘jadikan bahan pertentangan’
b)
Verba berkonfiks per-kan memiliki makna
gramatikal ‘lakukan supaya (dasar)’
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ keadaan). Misalnya, persamakan
artinya ‘lakukan supaya sama’
c)
Verba berkonfiks per-kan memiliki makna
gramatikal ‘jadikan me-’
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan). Misalnya, perlihatkan
artinya ‘jadikan (orang lain) melihat’
d)
Verba berkonfiks per-kan memiliki makna
gramatikal ‘jadikan ber-’
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ kejadian). Misalnya, pergunakan
artinya ‘jadikan berguna’
8. Verba Berkonfiks per-i
Verba
berprefiks per-kan memiliki makna gramatikal :
a.
Verba berkonfiks per-i memiliki makna
gramatikal ‘lakukan supaya jadi’
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ keadaan). Misalnya, perbarui artinya
‘lakukan supaya jadi baru’
b.
Verba berkonfiks per-i memiliki makna
gramatikal ‘lakukan (dasar) pada objeknya’
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+lokasi). Misalnya, perlindungi
artinya ‘lakukan lindungi pada objeknya’
9. Verba Berkonfiks me-
ü Prefiks
me- seperti sudah dibicarakan, dapat berbentuk me-, mem-, men-, meny-, meng-,
dan menge-.
ü Bentuk
atau alomorf me- digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem r, l,
w, y, m, n, ny, dan ng.
Verba
berprefiks me- memiliki makna gramatikal :
a.
Verba Berprefiks me- inflektif
Bentuk
dasar atau pangkal verba berprefiks me- inflektif memiliki komponen makna (+
tindakan) dan (+ sasaran). Contoh: membaca, merestui
b.
Verba Berprefiks me- derivatif
Verba
berprefiks me- derivatif memiliki makna gramatikal:
(1) makan, minum, mengisap.
(2) mengeluarkan.
(3) menjadi.
(4) menjadi seperti.
(5) menuju.
(6) memperingati.
10. Verba Berprefiks di-
Ada
dua macam verba berprefiks di-, yaitu verba berprefiks di- inflektif dan verba
berprefiks di- derivatif.
a) Verba
berprefiks di- inflektif adalah verba pasif. Tindakan dari verba berprefiks me-
inflektif. Maka makna gramatikalnya adalah kebalikan dari bentuk aktif verba
berprefiks me- inflektif.
b) Verba
berprefiks di- derivatif sejauh data yang diperoleh hanya ada kata dimaksud,
yang lain tidak ada.
11. Verba Berprefiks ter-
Ada
dua macam verba berprefiks ter-, yaitu verba berprefiks di- inflektif dan verba
berprefiks ter- derivatif.
a.
Verba berprefiks ter- inflektif
Verba
berprefiks ter- inflektif adalah verba pasif keadaan dari verba berprefiks me-
inflektif. Makna gramatikal verba berprefiks ter- inflektif, selain sebagai
kebalikan pasif keadaan dari verba berprefiks me- inflektif, juga memiliki
makna gramatikal.
§ Verba
berprefiks ter- inflektif memiliki makna gramatikal ‘dapat atau sanggup’
apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ sasaran).
Contohnya, terangkut artinya ‘dapat
diangkut’.
§ Verba
berprefiks ter- inflektif memiliki makna gramatikal ‘tidak sengaja’ apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ sasaran).Contoh:terangkat
artinya ‘tidak sengaja diangkat’.
§ Verba
berprefiks ter- inflektif memiliki makna gramatikal ‘sudah terjadi’ apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+ keadaan).Contoh:terbakar
artinya ‘sudah terjadi (bakar)’.
§ Verba
berprefiks ter- inflektif memiliki makna gramatikal ‘yang di (dasar)’ apabila
digunakan sebagai istilah bidang hukum.Contoh:tertuduh artinya ‘yang dituduh’.
b.
Verba berprefiks ter- derivatif
§ Verba
berprefiks ter- derivatif memiliki makna gramatikal ‘paling’ apabila bentuk
dasarnya memiliki komponen makna (+ keadaan).Contoh:terbaik artinya ‘paling
baik’.
§ Verba
berprefiks ter- derivatif memiliki makna gramatikal ‘dalam keadaan’ apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ keadaan) dan (+ kejadian).Contoh:
tergeletak artinya ‘dalam keadaan geletak’.
§ Verba
berprefiks ter- derivatif memiliki makna gramatikal ‘terjadi dengan tiba-tiba’
apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ kejadian).Contoh: teringat
artinya ‘tiba-tiba ingat’.
12. Verba Berprefiks ke-
Verba
berprefiks ke- digunakan dalam bahasa ragam tidak baku. Fungsi dan makna
gramatikalnya sepadan dengan verba berprefiks ter-. Jadi, bentuknya sebagai
berikut:
13. Verba Berkonfiks ke-an
Verba
berkonfiks ke-an termasuk verba pasif, yang tidak dapat dikembalikan ke dalam
verba aktif, seperti verba pasif di- dan verba pasif ter-.
a. Verba
berkonfiks ke-an memiliki makna gramatikal ‘terkena, menderita, mengalami
(dasar)’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ peristiwa alam)
atau (+ hal yang tidak enak). Contoh:kebanjiran, artinya ‘terkena banjir’.
b. Verba
berkonfiks ke-an memiliki makna gramatikal ‘agak (dasar)’ apabila bentuk
dasarnya memiliki komponen makna (+ warna). Contoh:kehijauan artinya ‘agak
hijau’.
Kesimpulan
: Afiksasi merupakan proses pembentukan kata turunan yang mempunyai tiga
kategori : verba, nomina dan ajektifa. Afiksasi pembentuk verba ada tiga belas,
dalam menentukan verba harus melihat konteks kalimatnya karena satu verba bisa
mempunyai arti lebih dari satu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar