KOMPOSISI
A.
Pengantar
Menurut
(Chaer, 2008 : 209), komposisi adalah proses penggabungan dasar dengan dasar
untuk mewadahi suatu “konsep” yang belum tertampung dalam sebuah kata. Seperti
kita ketahui konsep-konsep dalam kehidupan kita banyak sekali, sedangkan jumlah
kosa kata terbatas. Oleh karena itu, proses komposisi ini dalam bahasa
Indonesia merupakan satu mekanisme yang cukup penting dalam pembentukan dan
pengayaan kosakata. Misalnya, dalam bahasa Indonesia kita sudah punya kata
bukit untuk mengacu pada konsep “gunung keci”, tetapi dalam kehidupan nyata
kita punya juga “bukit kecil”, maka konsep “bukit kecil” itu kita wadahi dengan
gabungan anak bukit.
a.
Komposisi dalam Peristilahan
Menurut
(Chaer, 2008 : 210), Pertama, konsep kata majemuk seperti yang dimuai
Alisyahbana adalah identik dengan konsep idiom dalam kajian semantik. Kedua,
dibuatnya kolomi kata majemuk dan bukan kata majemuk. Fokker menggunakan
istilah kelompok kata, yang dibedakan atas kelompok longgar dan kelompok erat.
Dengan kelompok longgar dimaksudkan untuk kelompok kata yang hubungan antara
unsur-unsurnya bersifat tidak mengikat. Sedangkan yang dimaksud kelompok erat
adalah kelompok yang hubungan antara unsur-unsurnya bersifat erat dan tidak
dapat dipisahkan. Kalau dibandingkan dengan peristilahan yang digunakan
Alisyahbana, maka kelompok longgar sama dengan yang bukan kata majemuk dan
kelompok erat sama dengan kata majemuk. Kridalaksana menyamakan istilah
komposisi sama dengan perpaduan atau pemajemukan, yaitu proses penggabungan dua
leksem atau lebih yang membentuk kata.
b.
Aspek Semantik Komposisi
Menurut (Chaer, 2008 :
212), untuk menampung konsep-konsep yang ada dapat dibedakan adanya lima macam
komposisi, antara lain :
1.
Komposisi yang menampung konsep-konsep
yang digabungkan sederajat, sehingga membentuk komposisi yang koordinatif.
Misalnya, baca tulis, pulang pergi, jauh dekat, sawah lading dan contoh yang
lain.
2.
Komposisi yang menampung konsep-konsep
yang digabung tidak sederajat, sehingga melahirkan komposisi yang subordinatif.
Misalnya, sate ayam, sate Madura.
3.
Komposisi yang menghasilkan istilah,
yakni yang maknanya sudah pasti, sudah tertentu, meskipun bebas dari konteks
kalimatnya, karena sebagai istilah hanya digunakan dalam bidang ilmu atau
kegiatan tertentu. Misalnya, dalam istilah Pendidikan ada buku ajar, tahun
ajaran, dan hak pilih. Begitu pula dalam istilah istilah Olahraga ada tolak
peluru, angkat besi, terjun payung.
4.
Komposisi pembentukan idiom, yakni
penggabungan dasar dengan dasar yang menghasilkan makna idiomatik, yaitu makna
yang tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun gramatikal. Misalnya,
penggabungan meja dengan dasar hijau yang menghasilkan komposisi meja hijau
dengan makna ‘pengadilan’.
5.
Komposisi yang menghasilkan nama, yakni
yang mengacu pada sebuah maujud dalam dunia nyata. Misalnya, Griya Matraman,
Stasiun Gambir dan Selat Sunda.
c.
Pengembangan Komposisi
Menurut
(Chaer, 2008 : 215), maksud utama pembentukan komposisi adalah untuk mewadahi
konsep-konsep yang ada dalam kehidupan nyata tetapi belum ada kosakatanya dalam
bentuk tunggal. Pada tahap pertama tentunya komposisi baru berupa penggabungan
dua buah dasar, seperti dasar kereta dengan dasar api menjadi komposisi api.
Namun, kemudian akibat perkembangan teknologi dan budaya kereta api dapat
digabungkan lagi dengan dasar ekspres sehingga menjadi kereta api ekspress dan
lain sebagainya. Dilihat dari segi semantik, semakin luas komposisi itu maka
maknanya semakin “sempit”.
B. Komposisi Nominal
Menurut (Chaer, 2008 :
216), yang dimaksud dengan komposisi nominal adalah komposisi yang pada satuan
klausa berkategori nomina. Misalnya komposisi kakek nenek dan baju baru pada
kedua kalimat berikut :
-Kakek nenek pergi berlebaran
-Mereka memakai baju baru
Sebagai pengisi fungsi
subjek komposisi kakek nenek berkategori nomina dan sebagai pengisi fungsi
objek komposisi baju baru juga berkategori nomina.
Menurut (Chaer, 2008 : 217), Komposisi nominal dapat
dibentuk dari dasar:
Dasar nominal
|
Contoh
|
Nomina
+ nomina
|
Kakek
nenek, meja kayu
|
Nomina
+ verba
|
Meja
makan, buku ajar
|
Nomina
+ ajektifa
|
Guru
muda, mobil kecil
|
Adverbia
+ nomina
|
Bukan
uang, banyak buaya
|
Menurut (Chaer, 2008 :
217), dalam kaitannya dengan masalah semantik dapat dibedakan adanya lima macam
komposisi nomina, antara lain :
a. Komposisi
Nominal Bermakna Gramatikal
Makna gramatikal adalah
makna yang muncul dalam proses penggabungan dasar dengan dasar dalam
pembentukan sebuah komposisi. Makna gramatikal yang muncul dalam proses
pembentukan komposisi nominal, antara lain adalah makna yang menyatakan:
Makna gramatikal
|
Penyisipan
kata
|
Komponen makna
|
Contoh
|
‘gabungan biasa’
|
dan
|
(+pasangan antonim relasional)
(+anggota dari satu medan makna)
|
Ayah ibu
Sawah ladang
|
‘bagian’
|
dari
|
(+bagian dari unsur kedua)
(+keseluruhan yang mencakup unsur
pertama)
|
Awal tahun, tengah semester, suku
bangsa
|
‘kepunyaan atau pemiliki’
|
milik
|
(+benda termilik)
(+insan), (+pemilik)
|
Sepatu adik, rumah nenek
|
‘asal bahan’
|
terbuat dari
|
(+bahan pembuat unsur pertama)
|
Cincin emas, jaket kulit
|
‘asal tempat’
|
berasal dari
|
(+tempat berasalnya unsur pertama)
|
Sate padang, jeruk bali
|
‘bercampur atau dicampur dengan’
|
bercampur
|
(+pencampur pada unsur pertama)
|
Teh susu, roti keju
|
‘hasil buatan’
|
buatan
|
(+pembuat unsur pertama)
|
Mobil Jepang, motor Cina
|
‘tempat melakukan sesuatu’
|
tempat
|
(+ruang) dan (+tindakan)
|
Rumah makan
|
‘kegunaan tertentu’
|
untuk
|
(+kegunaan)dan (+tindakan)
|
Uang belanja
|
‘bentuk’
|
berbentuk
|
(+benda) dan (+bentuk)
|
Meja bundar
|
‘jenis’
|
jenis
|
(+benda generik) dan (+benda spesifik)
|
Mobil sedan, pisau lipat
|
‘keadaan’
|
dalam keadaan
|
(+benda) dan (+keadaan)
|
Mobil rusak
|
‘seperti atau menyerupai’
|
Seperti atau serupa
|
(+benda buatan) dan (+ciri khas benda)
|
Gula pasir, rem cakram
|
‘jender atau jenis kelamin’
|
berkelamin
|
(+makhluk) dan (+gender)
|
Guru pria, sapi betina
|
‘model’
|
model
|
(+benda buatan) dan (+ciri khas dari
sesuatu)
|
Celana jengki, topi haji
|
‘memakai atau menggunakan’
|
memakai
|
(+benda alat) dan (+benda yang
digunakan)
|
Mesin uap, kapal api
|
‘yang di....’
|
yang di....
|
(+perlakuan terhadap unsur pertama)
|
Ayam goreng, anak angkat
|
‘ada di...’
|
di
|
(+kegiatan) dan (+tempat)
|
Voli pantai
|
‘yang (biasa) melakukan’
|
yang melakukan
|
(+pelaku) dan (+tindakan)
|
Juru parkir
|
‘wadah atau tempat’
|
wadah atau tempat
|
(+wadah) dan (+benda berwadah)
|
Botol kecap, kaleng susu
|
‘letak atau posisi’
|
yang berada di...
|
(+benda) dan (+posisi)
|
Pintu depan
|
‘mempunyai atau dilengkapi dengan’
|
mempunyai atau dilengkapi dengan
|
(+benda alat) dan (+pelengkap)
|
Kursi roda, rumah tingkat
|
‘jenjang, tahap, tingkat’
|
tahap atau tingkat
|
(+kegiatan) dan (+tahap atau tingkat)
|
Pendidikan awal
|
‘rasa atau bau’
|
rasanya atau yang baunya
|
(+benda rasa atau bau) dan (+rasa atau
bau)
|
Kecap manis, obat pahit
|
b. Komposisi
Nominal Bermakna Idiomatik
Menurut (Chaer, 2008 :
222), Ada sejumlah komposisi nominal memliki makna idiomatik, berupa idiom
penuh maupun berupa idiom sebagian. Yang berupa idiom penuh artinya, seluruh
komposisi itu memiliki makna yang tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun
gramatikal. Misalnya, orang tua, dalam arti ‘ayah ibu’ dan kambing hitam, dalam
arti ‘orang yang dipersalahkan dalam perkara’.
c.
Komposisi Nominal Metaforis
Menurut (Chaer, 2008 :
223), Ada sejumlah komposisi nominal yang salah satu unsurnya digunakan secara
metaforis yakni dengan mengambil salah satu komponen makna yang dimiliki oleh
unsur tersebut. Umpamanya unsur kaki pada komposisi kaki gunung diberi makna
metaforis dari komponen makna kaki, yaitu (+ terletak pada bagian bawah).
Sedangkan pada komposisi kaki meja diberi makna metaforis dari komponen makna
kaki (+ penunjang berdirinya tubuh). Contoh komposisi nominal metaforis lainnya
adalah : catatan kaki dan kepala surat.
d.
Komposisi Nominal Nama dan Istilah
Menurut (Chaer, 2008 :
224), Ada sejumlah komposisi nominal yang berupa nama atau istilah sebagai nama
atau istilah komposisi ini tidak bermakna gramatikal, tidak bermakna idiomatik,
juga bermakna metaforis. Contoh nama : Hotel Indonesia, Apotik Naila. Contoh
istilah : buku ajar, anak angkat.
e. Komposisi
Nominal dengan Adverbia
Menurut (Chaer, 2008 :
224), Ada sejumlah komposisi nominal yang bentuk dari kelas adverbia dan kelas
nominal. Makna komposisi jenis ini ditentukan oleh makna “leksikal” dari kata
adverbial itu. Adverbial yang mendampingi nomina adalah, adverbial yang
menyatakan negasi, yaitu bukan, tiada, tanpa; dan adverbial yang menyatakan
jumlah, yaitu beberapa, banyak, sedikit, sejumlah, jarang, kurang. Misalnya, bukan
anjing dan tiada air.
C. Komposisi Verbal
Menurut (Chaer, 2008 :
225), Yang dimaksud dengan komposisi verbal adalah komposisi yang pada satuan
klausa berkategori verbal. Misalnya komposisi menyanyi menari dan datang
mengahadap pada kedua kalimat berikut:
- Mereka menyanyi menari sepanjang malam
- Dia datang mengahadap kepala sekolah
Sebagai pengisi fungsi predikat komposisi menyanyi
menari dan datang menghadap berkategori verba. Komposisi verbal dapat dibentuk
dari dasar:
Dasar Verbal
|
Contoh
|
Verba
+ verba
|
Lari
bersembunyi
|
Verba
+ nomina
|
Gigit
jari
|
Verba
+ ajektifa
|
Lari
cepat
|
Adverbia
+ verba
|
Sudah
makan
|
a. Komposisi
Verbal Bermakna Gramatikal
Menurut (Chaer, 2008 : 226), Proses pembentukan
komposisi verbal muncul beberapa makna gramatikal, anatara lain adalah makna
yang menyatakan :
Makna
gramatikal
|
Penyisipan
kata
|
Komponen makna
|
Contoh
|
‘gabungan
biasa’
|
dan
|
|
Bujuk
rayu, kasih sayang
|
‘gabungan
mempertentangkan’
|
atau
|
|
Pulang
pergi, jual beli
|
‘sambil’
|
sambil
|
(+tindakan)
dan (+gerak)
|
Duduk
bersiul
|
‘lalu’
|
lalu
|
(+tindakan)
dan (+gerak)
|
Melompat
menendang
|
‘untuk’
|
untuk
|
(+tindakan)
dan (+sasaran)
|
Datang
menagih (hutang)
|
‘dengan’
|
dengan
|
(+tindakan)
dan (keadaan)
|
Datang
merangkak
|
‘secara’
|
secara
|
(+tindakan)
dan (+cara)
|
Terjun
bebas
|
‘alat’
|
menggunakan
|
(+makna
tindakan) dan (+alat)
|
Balap
mobil
|
‘waktu’
|
waktu
|
(+kegiatan)
dan (+saat)
|
Makan
siang
|
‘karena’
|
karena
|
(+kejadian)
dan (+penyebab)
|
Cerai
mati
|
‘terhadap’
|
Terhadap
atau akan
|
(+peristiwa)
dan (+bahaya)
|
Tahan
lapar
|
‘menjadi’
|
menjadi
|
(+penyebab)
dan (+akibat)
|
Jatuh
sakit
|
‘sehingga’
|
Sehingga
atau sampai
|
(+tindakan)
dan (+kesudahan)
|
Pukul
mundur
|
‘menuju’
|
Ke
atau menuju
|
(+gerak
arah) dan (+arah tujuan)
|
Belok
kiri
|
‘arah
kedatangan’
|
dari
|
(+gerak
arah) dan (+tempat kegiatan)
|
Pulang
kerja
|
‘seperti’
|
Seperti
atau sebagai
|
(+keadaan)
dan (+perbandingan)
|
Lurus
tabung
|
a. Komposisi
Verbal Bermakna Idiomatikal
Menurut
(Chaer, 2008 : 226), Ada sejumlah komposisi verbal yang bermakna idiomatikal,
yaitu makna yang tidak dapat ditelusuri atau diprediksi baik secara leksikal
maupun gramatikal. Misalnya makan garam dalam arti ‘pengalaman’, makan kerawat
dalam arti ‘sangat miskin’, gigit jari dalam arti ‘tidak mendapatkan apa-apa’. Berkenaan
dengan konstruksi predikat + objek ini, maka makna verba yang menjadi predikat
itu sangat bergantung pada nomina, sebagai objek yang mengikutinya. Sebagai
contoh kita ambil verba makan, mengambil dan menjual. Pada daftar a) ketiga
verba itu bermakna gramatikal seperti makan tempe dan makan tahu, pada daftar
b) bermakna idiomatikal seperti makan tangan. Makan hati dan daftar c) bermakna
polisemi seperti makan ongkos, makan diri.
b. Komposisi
Verbal dengan Adverbia
Menurut (Chaer, 2008 :
231),Verba sebagai pengisi fungsi predikat dalam sebuah klausa seringkali
didampingi oleh sebuah adverbial atau lebih. Adverbia pedamping adalah:
a)
adverbia negasi: tidak, tak tanpa.
b)
adverbia kala: sudah, sedang, tengah
lagi, akan.
c)
adverbia keselesaian: sudah , sedang ,
tengah, belum.
d)
adverbia aspectual: boleh wajib, harus,
dapat, ingin , mau.
e)
adverbial frekuensi : sering , jarang,
pernah, acapkali.
f)
adverbial kemungkinan: mungkin, pasti,
barang kali, boleh jadi.
D. Komposisi Ajektival
Menurut (Chaer, 2008 :
231),Yang dimaksud dengan komposisi ajektival adalah komposisi yang pada satuan
kalusa, berkatagori ajektiva. Misalnya komposisi cantik molek dan kaya miskin
dalam klausa berikut:
- Gadis yang cantik molek itu duduk termenung.
- Kaya miskin di hadapan Allah sama saja.
Komposisi ajektifal
dapat dibentuk dari dasar:
Dasar Verbal
|
Contoh
|
Ajektifa
+ ajektifa
|
Tua
muda, besar kecil
|
Ajektifa
+ nomina
|
Merah
darah
|
Ajektifa
+ verba
|
Takut
pulang
|
Adverbial
+ ajektifa
|
Tidak
berani
|
Dalam kaitannya dengan
masalah semantik ada tiga macam komposisi verbal, antara lain :
a.
Komposisi Ajektival Bermakna Gramatikal
Menurut (Chaer, 2008 :
232), Dalam proses pembentukannya muncul sejumlah makna gramatikal , anatara
lain, adalah makna yang menyatakan:
|
|
|
|
Makna
gramatikal
|
Penyisipan
kata
|
Komponen makna
|
Contoh
|
‘gabungan
biasa’
|
dan
|
|
Tua
renda, gagah perkasa
|
‘alternatif
atau pilihan’
|
atau
|
|
Jujur
tidaknya
|
‘seperti’
|
seperti
|
(+warna)
dan (+benda berwarna)
|
Kuning
emas
|
‘serba’
|
|
|
|
‘untuk’
|
untuk
|
(+sikap
batin) dan (+kejadian)
|
Malu
bertanya
|
‘kalau’
|
kalau
|
(+perasaan
batin) dan (+tindakan)
|
Curiga
melihat
|
b. Komposisi
Ajektival bermakna Idiomatikal
Menurut (Chaer, 2008 :
234), Ada sejumlah komposisi ajektival bermakna idiomatikal, yakni makna yang
tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun gramatikal. Misalnya panjang usus
dalam arti sabar, tinggi hati dalam arti angkuh.
c.
Komposisi Ajektival dengan Adverbial
Menurut (Chaer, 2008 :
234), Hanya ada dua macam adverbial yang mendampingi ajektiva untuk membentuk
komposisi ajektival, yaitu: a) Adverbial negasi: tidak, b) Adverbia derajat:
agak, sama, lebih, kurang, sangat, amat, sekali.
Contoh-contoh pemakaian
:
Tidak bagus, tidak
baik, tidak mudah, tidak lurus, dan tidak cantik.
Agak tinggi, agak
lurus, sama baik, lebih jauh, kurang indah, amat baik, tua sekali.